latar
belakang
Pesona kampung pinggir kali bratang tangkis menghipnotis kota, amat
sayang kalau belum pernah datang dikawasan strenkali Bratang Tangkis,
ketika kecerdasan mencari alternatif bermacam cara, sebuah kegiatan
dan dilokasi mana yang menantang, tentu strenkali yang pas dibuat ?,
strenkali memiliki fisik infrastruktur yang menarik, ada bangunan
pemukiman dibuat oleh warga sendiri, memiliki sejarahnya sendiri
untuk berkembang sesuai urban city mengusung inspirasi dan segala
kegiatan dipindahkan diruang dan waktu kawasan strenkali Bratang
Tangkis, seperti asal usul kejadian bisa ditelusuri dengan cara
pendekatan kearifan lokal yang dikembangkan setiap warga strenkali,
Penelitian
Kampung
penelitian ini dibuat secara
partisipatif mengajak karang taruna Bratang Tangkis, jaringan
komunitas kota dan personal akademisi yang peduli untuk melakukan
observasi pesona kampung pinggir kali Bratang Tangkis, sedang metode
penelitian menggunakan wawancara, pengamatan dan pendataan video dan
foto, lalu didukung olahan kliping, buletin PWSS, informasi media
internet, lalu buku rujukan yang mendukung penelitian, secara garis
besar penelitian ini mengungkap pesona kampung pinggir kali Bratang
Tangkis, secara diskripsi, kulitatif menelaah suatu khasanah
cerita-cerita nyata warga Bratang Tangkis dalam bentuk penulisan.
ada tokoh kampung bisa diajak bicara jumlah cukup banyak kurang lebih
50 orang, beliau ini tingkat daya ingat dan kecerdasannya masih oke
banget, bisa direkam secara tehnis wawancaranya dan pengambilan data
video atau foto asal mula kampung pinggir kali ini, kampung pinggir
kali tidak akan bicara apa-apa kalau tidak ada setting muatan lokal
yang perlu ditampilkan, sebagai terintergrasinya warga pinggir kali
dengan sungai sucinya, kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali
ada setting muatan lokal yang perlu ditampilkan, sebagai
terintergrasinya warga pinggir kali dengan sungai sucinya,
kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali, tentu ini bukan soal
ketidak mampuan ekonomi, ada suatu hal soal budaya kearifan lokal,
atau ketrampilan tradisi sebagai warisan peradaban yang dilakukan
manusia atau komunitas dalam ruang dan waktu yang memilih jalan hidup
pengabdian itu, kebanggaan local konten itu bisa jadi advokasi yang
menarik pada tingkat pengetahuan yang menglobal,
Pesona
kampung pinggirkali bratang tangkis
Dari persoalan kota apa yang diinginkan warga kota, publik,
akademisi, praktisi, LSM, atau instansi pemerintah, soal keindahan,
kemapanan, kenyamanan, pengamanan, tata ruang kota, ruang publik, di
cegah dengan prosedure, sistem, yang menjebak orang miskin tidak
dapat membeli lahan, ahkirnya menepi kepinggir kali (sungai
)memberikan kesan dan pesan, pada sebuah kampung kota dipinggir kali
Wonokromo, sangat elok dan beradab, siapa saja yang mengira dugaan,
untuk membuat sebuah desain- perencanaan, sampai pelaksanaan- seakan
kerjanya orang proyek pemerintah dan swasta, untuk sekedar menanggani
kampung strenkali yang kumuh, aneh bin ajaib warga strenkali mampu
menghipnotis kota berbuat sesuatu, bahkan menandingi dengan kecepatan
waktu kecerdasan , informasi dan kemampuan finansial pasti kalah,
tapi mutlak bisa dirasa, kadang meraba persoalan untuk dilihat
kegiatan dan pemetaan yang bersuara, cuman gambar-tulisan dan tanda
sudah jelas, warga strenkali bratang tangkis mampu mewujudkan impian
harapan publik dan sesuai dengan program pemerintah menata pemukiman
kumuh menjadi asri lestari dengan syarat ekologis kota milik bersama
Persoalan strenkali hampir sama di kota-kota indonesia, karena
pengusuran pemukiman, karena ada prosedural , aturan lahan strenkali
dipakai kemanfaatan, seperti fasiltas umum pengairan , lahan
strenkali diperuntukan untuk ber tanggul, ruang terbuka hijau,
fasilitas pemeliharaan sungai semacam rumah pompa, dan ada jalan
inspeksi ?sebenarnya apa yang menarik dari perkampungan kota yang
dipinggir kali ? kampung bratang tangkis terletak dipinggir kali
wonokromo, letaknya disebelah utara kawasan sungai jagir, kalau
dihitung jarak jelajahnya kampung dari pintu air jagir sampai busem
barata jaya 2km, kampung bratang tangkis ikut wilayah kelurahan
ngagel rejo, kecamatan wonokromo, dari tingkat terotorial wilayah ada
kampung baru sekitar 76 rumah, bratang tangkis rt.12- rw.06 ada 70
rumah, rt. 07 rw. 11 ada 89 rumah, rt. 06- rw. 12 ada 98 rumah,
rt.07-rw.12 ada 96 rumah, sebagian menghadap keutara dan dibatasi
tanggul yang sudah dipaving. sekarang justru sudah ada jalan inspeksi
dipinggir sungai malah rumahnya dihadapkan ke sungai sebagai bentuk
rumah menjaga sungai. kampung bratang tangkis sebenarnya bisa disebut
kampung urban city yang dibentuk oleh para pendatang sejak tahun 1952
? yang awalnya gubuk-gubuk sederhana lalu mengalami perkembangan
bentuk rumah semi permanen menjadi permanen, sekaligus perubahan
lahan yang dulu sebagai ruang terbuka hijau ditumbuhi alang-alang,
pohon pisang, pohonan keduh, keres, pohon kelapa , bambu, dan tanaman
keras lainnya, nah sekarang lain lagi ceritanya penduduk padat
terpola rumit di indikasi data selalu berubah kecuali ada 4 rt yang
memiliki keresmian sistem keadminitrasian pemerintahan kota, soal
lahan juga mengalami kepadatan rumah yang berjejar memanjang
dipinggir kali wonokromo, tingkat kohesi sosial juga memiliki
hubungan akses diluar kampung, ekonomi meningkat tajam dengan usaha
kecil yang juga menjadi bagi akses pasar kota, budayapun juga muncul
seniman kampung yang memelihara kearifan lokal, setiap tahun warga
strenklali secara keseluruhan menyelenggarakan tradisi LARUNG Sungai
sebagai tanda keberkahan alam dan kedekatan manusia yang menyatu
secara holistik dengan lingkungan yang berkelanjutan tingkat
terotorial kawasan bratang tangkis memiliki ruang terbuka hijau yang
sempit, sarana dan kesehatan lingkungan telah membuat sapitanck
didalam rumah, ada pengelolaan sampah rumah tangga, dan setiap minggu
ada yang kerja bakti untuk membuat jalan inspeksi sesudah rumah yang
dikepras, ada lagi tempat ibadah umat islam, ada balai warga, dan
kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pertemuan ibu-ibu pkk,
pertemuan warga tingkat rt, atau sosialisasi program dan kegiatan
paguyuban warga strenkali surabaya untuk melibatkan warga menjadi
daya juang ketahanan dan kemampuan untuk melakukan pembuktian bahwa
kampung pinggir kali mampu berbuat sesuai kehidupan yang layak
sebagai warga kota
Urban
city ala kampung pinggir kali
ada cerita
soal teman informal merebut lahan kota, karena lahan kota sudah
dibeli kapitalis, lalu si teman ini meyerobot lahan milik penguasa,
nah dia bilang ke saya, bumi iki milik Allah ?..... dan langit bebas
dimiliki ruang mata dengan perasaan takjub dan paham....? judul
tulisan lahan langit dan bumi pinggir kali adalah realitas orang
berpikir cerdas yang menghubungkan banyak kemungkinan alternatif dan
kreatifitas dan tidak berpikir seperti dunia katak dalam tempurung,
persoalaan pendatang hadir diruang kota sudah jadi jamak pertikaian
perang mulut dengan penguasa kota, padahal urbanisasi jika
dikelola akan
menjadi kekuatan luar biasa kota, dan sampai ahkir zaman manusia akan
dinamis bergerak kearah apa maunya, untuk keberhasilan kepentingan
diri dan keluarga, atau bisa jadi nantinya punya karier jadi pejabat ???
Lahan pinggir kali atau disebut
strenkali dirancang oleh warganya menjadi ICON kota Surabaya,
sekarang digalakkan rumah contoh, membuktikan warga strenkali
melakukan penataan sesuai dengan program pemerintah menata pemukiman
kumuh dan amanah perda strenkali Jawa Timur no. 9 tahun 2007, saat
itu juga kampung- kampung pinggir kali yang tergabung Paguyuban Warga
strenkali Surabaya, mulai Sepanjang, kebraon, gunung sari, gunung
sari pkl, kampung baru, bratang tangkis, kampung pemulung barata
jaya, medokan semampir, secara bertahap mengepras rumah-rumah pinggir
kali untuk ruang terbuka, membuat jalan inspeksi 3-5 m, lalu rumah
menghadap kesungai, mengelola limbah cair rumah tangga, mengelola
sampah rumah tangga, penghijauan , apa yang dilakukan warga pinggir
kali berdasarkan kajian tehnis soal sungai, tata ruang, ekologi kota,
sosial dan budaya lokal, ekonomi, dan menjadi konsep JOGO KALI,
sebagai kitab prinsip rujukan warga strenkali melakukan kegiatan
penataan kampung secara berkelanjutan untuk menindak lanjuti perda
strenkali jawa timur no. 9 tahun 2007 pasal 13. adanya kawasan
pemukiman terbatas di strenkali, kampung bratang tangkis telah
melaksanakan amanah perda itu dengan menata kampung pinggir kali,
lalu membuat rumah contoh ada 70 rumah dengan swadaya dan partisipasi
warga pinggir kali, rumah contoh ini mengacu pada desain yang pernah
dilombakan secara terbatas, yang diikuti tujuh arsitek top
diindonesia, tema pemenang desain yakni seragam tapi beragam,
disinilah rumah contoh dibuat tampak depan dengan material batu
expos, yang nantinya jika ada 15 km rumah yang seragam tapi beragam
dari kawasan kampung sepanjang sampai medokan semampir dipinggir
kali, akan berharap publik menjadi icon kota surabaya
Legalitas
pada prinsipnya perkembangan kampung
bratang tangkis mengikuti urban city yang selalu revolusioner cara
pandang berpikirnya, ini terlihat tuntutannya saklek ingin diakui
kampungnya secara legalitas, karena fungsi legal dapat memiliki
harapan dan kemudahan untuk mengurus ktp, anak memiliki akte kota,
bisa sekolah, melamar pekerjaan, atau dapat akses yang bisa memiliki
peluang yang sama sebagai warga kota, pernyataan kelihatannya cukup
cerdas dan konsepsi ketika diajak wawancara atau diskusi soal hak
hidup dan kelayakan tempat tinggal, kepentingan dan kebutuhannya
jelas yakni pengakuan publik soal legalitas, ini diperjuangkan terus
lewat forum-furum apa saja dari tingkat kampung kelurahan sampai
propinsi atau pusat,
Proyek
loh.....
proyek pemerintah mulai masuk di
kampung Bratang Tangkis semisal soal pavingsasi dijalan tanggul
sungai, ada lagi PDAM yang kerja sama dengan OBA dari bank dunia,
belum lagi ada bantuan benih lele, welut dari dinas perikanan kota
surabaya, ini membuktikan secara bertahap pemerintah mengakui posisi
kampung pinggir kali dengan bukti kerja sama yang mengajak warganya
untuk bisa berpartisipasi dalam perencanaan dan kegiatan
pembambangunan kota , apalagi belum bantuan KUBE dari kemensos R.I.
pemberdayaan ekonomi dan menata tingkat sosial dengan munculnya
sistem tabungan kelompok sepuluh menunjukkan program apapun untuk
pengembangan kampung pinggir kali ini dapat diterima dengan baik,
tapi disisi lain perjuangan warga strenkali untuk mendapat pengakuan
dari pihak pemerintah ataupun masih panjang perjalanannya, yang
sebelumnya kemandirian warga lebih berdaya dan memiliki percaya diri
mungkin tidak berkelebihan
Potensi
kearifan lokal
karya kreatifitas kampung pinggir kali
yang potensinya diakui oleh publik, pernah juara 10 besar green dan
clean ditingkat kota surabaya tahun 2005, bahkan ada warga pinggir
kali mendapat SK walikota jadi kader lingkungan tingkat kota
surabaya, adalagi potensi seni budaya, grup keroncong pinggir kali
juara dua tingkat nasional, dan malah pernah mewakili jawa timur ikut
festival keroncong dunia di solo tahun 2009, belum lagi ada kesenian
reyog juga sering ditanggap oleh pemerintah atau perorangan, ada lagi
produksi cetok komunitas yang sudah memiliki jaringan tersendiri
sampai tingkat nasional disini kampung bratang tangkis memiliki
potensi besar yang dapat dipercaya menjaga kearifan lokal walaupun
dengan penampilan dan kegiatan yang sederhana seperti warga kampung
kota yang lain, disini kelebihan minat yang sederhana dan ketekunan
terawat sampai regenerasi, nilai inilah yang paling mahal kalau hanya
sekedar pujian atau publikasi belaka
untuk menindak lanjuti perda strenkali
jawa timur no. 9 tahun 2007 pasal 13. adanya kawasan pemukiman
terbatas di strenkali, kampung bratang tangkis telah melaksanakan
amanah perda itu dengan menata kampung pinggir kali, lalu membuat
rumah contoh dengan swadaya dan partisipasi warga
pinggir kali, rumah contoh ini mengacu pada desain yang pernah
dilombakan secara terbatas, yang diikuti tujuh arsitek top
diindonesia, tema pemenang desain yakni seragam tapi beragam,
disinilah rumah contoh dibuat tampak depan dengan material batu
expos, yang nantinya jika ada 15 km rumah yang seragam tapi beragam
dari kawasan kampung Sepanjang sampai Medokan Semampir dipinggir
kali, akan berharap menjadi icon kota surabaya
apakah ini sebagai pelengkap cerita
nyata ?, kampung pinggir kali tidak akan bicara apa-apa kalau tidak
ada setting muatan lokal yang perlu ditampilkan, sebagai
terintergrasinya warga pinggir kali dengan sungai sucinya,
kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali soal nelayan sungai ada
yang dijalani sampai turun temurun, generasi muda 13 tahun sudah jadi
nelayan sungai, tentu ini bukan soal ketidak mampuan ekonomi, ada
suatu hal soal budaya kearifan lokal, atau ketrampilan tradisi
sebagai warisan peradaban yang dilakukan manusia atau komunitas dalam
ruang dan waktu yang memilih jalan hidup pengabdian itu, kebanggaan
local konten itu bisa jadi advokasi yang menarik pada tingkat
pengetahuan yang menglobal,
Pengorganisasiaan
tingkat kampung
kemampuan kampung pinggir kali tidak
datang secara tiba-tiba ada banyak hal perlu dipelajari soal
rintangan, resiko untuk capaian disebut ada hasil, semua koordinasi
dibawa kegiatan pengorganisasian rakyat, nampaknya perjalanan 10
tahun sudah mencapai pengenalan tindakan pada medan pertarungan
kegiatan dan warga sebagai anggota memiliki pengalaman pahit getir
dan suka manis dari sebuah persoalan satu ke yang lain, dengan
kecepatan waktu tentu perjuangan bisa jadi kelelahan mental yang
membuat tidak konsisten dan melarikan diri pada alasan kesibukkan
personal, pemahaman antar teman anggota lebih mempercayakan capaian
bersama apa yang bisa dilakukan untuk suatu langkah kedepan,
organisasi pasti sudah memiliki ramuan, rumusan atau menghitung
sebuah cara dan startegi untuk tahapan 20 tahun kedepan ?
Tulisan
hantu dimedia
ketika kampung pinggir kali Bratang Tangkis terjebak resistansi
informasi yang menyesatkan dan berita media miring dengan wacana
kampung pinggir kali kumuh, dan fotonya yang dicarikan segi stigma
publik untuk menghabisi kampung yang jorok, tentu saja
sebagai warga kampung pinggir kali bagaimana cara mempublikasikan dan
mempromosikan kampung pinggir kali, saya mencoba
membuat riset, analisa, sesungguhnya ada sesuatu yang bisa
ditampilkan untuk kampung bratang tangkis dari segi nilai, aklerasi
sikap warganya, daya potensi dan kreatif ditingkat dunia, bisa jadi
ada pesona keseluruhan konten kampung bisa dibuktikan dengan kaitan
akses kota dan pergaulan dengan kampung kota lain, kata pesona untuk
menghipnotis wacana kota entah dalam kebijakan publik, amat perlu
dengan aroma-aroma segar dengan bungkus tata kelola kampung yang
dibuat warga, bukan pemerintah ? andaikan daya tawar kota sudah bisa
diprediksi, mungkin perlu juga kalimat- kalimat pesona untuk
menjernihkan keakurasian berpikir kota dengan stigma jorok kampung
pinggir kali, bisa rubah dengan nilai kata pesona kampung pinggir
kali bratang tangkis siip lah.... banyak pertanyaan startegis, jika
mempelajari satu persoalan miniatur kampung bratang tangkis, akankah
dapat memprediksikan peranan apa ketika terjadi sesuatu sudah
diketahui rumusan persoalannya, lalu terjadi ketertarikan mengangkat
isuenya ? kita bisa menganalisa bisa benar atau salah soal yang lain
dengan membandingkan cara-cara penanganan, tentu ini butuh studi yang
panjang yang kait mengkait saling menyulam informasinya, sesuatu yang
terbiasa akan mudah dilakukan tentu kampung ini butuh sistem
pengelolaan yang terpadu atau memiliki ciri khas tertentu pula,
ketika selera koki menghidangkan tema apa, untuk setting kegiatannya
dan capaian ukuran pasti, ya agak sulit kalau mengungkapkan prediksi
yang terkait soal diluar kampung,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar